Pesisir Selatan - Puskesmas Tanjung Beringin terus menguatkan upaya pencegahan perilaku berisiko di kalangan remaja melalui kegiatan Penyuluhan Bahaya Rokok dan Skrining Perilaku Merokok. Kegiatan ini menjadi bagian dari edukasi kesehatan yang ditujukan untuk meningkatkan kesadaran pelajar terhadap bahaya rokok dan pentingnya menjaga pola hidup sehat sejak dini.
Pelaksanaan kegiatan berlangsung di tiga sekolah wilayah Kecamatan Lunang, Kabupaten Pesisir Selatan, yaitu UPT SMPN 2 Lunang, MAS Lunang Dua, dan MTs Talang Sari Lunang, pada Sabtu (11/10/2025).
Petugas pelaksana terdiri dari Dio Alif Utama, SKM, selaku Pengelola Program UBM, dan Pina Juniza, SKM, selaku Penanggung Jawab Promkes. Sasaran kegiatan mencakup siswa kelas VII di UPT SMPN 2 Lunang dan MTs Talang Sari Lunang, serta siswa kelas X di MAS Lunang Dua.
Skrining perilaku merokok dilakukan sebagai langkah deteksi dini untuk mengidentifikasi anak usia sekolah yang memiliki kebiasaan merokok atau berisiko terpapar asap rokok. Melalui kegiatan ini, Puskesmas berupaya mendapatkan data awal yang berguna sebagai dasar untuk program pencegahan dan pendampingan berhenti merokok.
Metode skrining dilakukan dengan mengukur kadar karbon monoksida (CO) dalam napas menggunakan alat Smokerlyzer. Pemeriksaan ini berfungsi menilai tingkat paparan terhadap rokok, di mana kadar CO yang tinggi menunjukkan semakin besar paparan yang dialami seseorang.
Tujuan kegiatan ini antara lain untuk mengidentifikasi perokok aktif maupun potensial, meningkatkan kesadaran tentang bahaya rokok, mengumpulkan data awal terkait tingkat risiko merokok di lingkungan sekolah, serta mencegah efek buruk rokok terhadap kesehatan. Selain itu, kegiatan ini juga memberikan edukasi mengenai manfaat berhenti merokok dan pentingnya menerapkan gaya hidup sehat.
Tidak hanya melakukan pemeriksaan, kegiatan ini juga menjadi ajang sosialisasi bahaya rokok di lingkungan sekolah. Melalui penyuluhan yang interaktif, para siswa diajak memahami dampak buruk rokok bagi kesehatan serta pentingnya menciptakan lingkungan belajar yang bersih dan bebas asap rokok.
Sebagai tindak lanjut, siswa yang teridentifikasi merokok atau memiliki kadar CO tinggi akan dirujuk ke puskesmas atau tenaga kesehatan untuk mendapatkan konseling dan bantuan berhenti merokok. Pendekatan ini diharapkan membantu membentuk kebiasaan sehat di kalangan pelajar dan mengurangi risiko penyakit tidak menular sejak usia muda.
Pihak puskesmas juga melakukan koordinasi dengan sekolah untuk menyampaikan hasil skrining dan memperkuat langkah pencegahan. Dengan kerja sama tersebut, diharapkan terbentuk komitmen bersama antara tenaga kesehatan dan pihak sekolah dalam menciptakan lingkungan pendidikan yang sehat, aman, dan mendukung perkembangan peserta didik.