Painan, Dalam mewujudkan layanan perpustakaan berbasis inklusi sosial bisa diupayakan melalui penguatan literasi dengan menjadikan perpustakaan sebagai ruang terbuka.
Selain itu perpustakaan bisa pula menjadi tempat untuk berbagi pengalaman, belajar secara kontekstual, dan berlatih keterampilan hidup, sehingga memberikan dampak positif.
Hal itu diungkapkan Kepala Dinas Kearsipan dan Perpustakaan (Diskerpus) Kabupaten Pesisir Selatan Mawardi Roska, S.IP didampingi Kabid Perpustakaan Oktavian Ramli, S.Sos, M.Pd dalam amanatnya ketika menjadi pembina upacara di SMAN 1 Batang Kapas, Senin, (26/08) mengatakan .
Upacara yang diikuti oleh seluruh Siswa, Guru dan staf SMAN 1 Batang Kapas yang berjalan sangat tertib, lancar, dan khidmat tersebut .
Ia melanjutkan namun lebih dari itu, perpustakaan harus menjadi suatu organisasi yang dinamis serta perpustakaan harus aktif melakukan usaha-usaha, mengadakan aksi nyata, dan bergiat bagi kesejahteraan masyarakat serta gerak perpustakaan harus seirama dengan gerakan informasi.
“Mobilisasi pengetahuan dalam sekolah bukan hanya sekedar diseminasi informasi namun juga harus melibatkan partisipasi pemustaka termasuk pemanfaatan perpustakaan oleh para siswa-siswi,” Jelasnya.
Seusai melaksanakan Upacara Bendera Mawardi Roska juga menyempatkan memberikan paparan tentang Gerakan Literasi Sekolah (GLS) di ruang guru SMAN 1 Batang Kapas.
“Literasi sekolah dalam konteks GLS adalah kemampuan, mengakses, memahami, dan menggunakan sesuatu secara cerdas melalui berbagai aktivitas antara lain membaca, melihat, menyimak, menulis, dan/atau berbicara,“ kata Mawardi.
Itu dilakukan guna mendukung kompetensi guru di masa depan dimana dengan melibatkan Critical Thingking (Berfikir kritis), Creative (Kreatif), Communication (Komunikasi) dan Collaboration (Kolaborasi) atau yang lebih dikenal dengan istilah 4C.
“Jadi peran 4C dan GLS diintegrasikan menjadi satu tujuan melalui kegiatan berliterasi pada tahap pembelajaran yang bertujuan mengembangkan kemampuan memahami teks dan mengaitkannya dengan pengalaman pribadi sehingga terbentuk pribadi pembelajar sepanjang hayat, mengembangkan kemampuan berpikir kritis, dan mengolah dan mengelola kemampuan komunikasi secara kreatif (verbal, tulisan, visual, digital) melalui kegiatan menanggapi teks buku bacaan dan buku pelajaran. (cf. Anderson & Krathwol, 2001),” imbuhnya
Ia menambahkan salah satu tujuan penting dari strategi literasi dalam pembelajaran konten adalah dengan membentuk siswa yang mampu berpikir kritis dalam memecahkan masalah dengan demikian strategi literasi dalam pembelajaran akan membentuk karakteristik siswa dan mengembangkan keterampilan abad ke-21 (keterampilan berpikir tingkat tinggi).