Painan,Oktober 2016.
Senyum bahagia terpancar diwajah pasangan suami istri Utman 48 dan Yulyanti 38 warga Karang Tangah Kenagarian Pulau Karam Kecamatan Koto XI Tarusan ketika rombongan dari Badan Amil Zakat Nasional (Basnas) Kabupaten Pesisir Selatan mendatangi rumah tidak layak huni mereka (RTLH) Kamis(6/10) kemarin untuk menyerahkan bantuan bedah rumah.
Kedatangan anggota Baznas ini untuk menyerahkan bantuan bedah rumah sebesar Rp 15 juta dan kali ini adalah penyerahan bantuan tahap pertama sebesar Rp 5 juta dan tahap selanjutnya sisanya.Pasangan ini adalah kelaurga miskin Utman sebagai kepala keluarga hanya berprofesi sebagai nelayan yang penghasilannya hanya cukup untuk makan sehari hari sehinga impian untuk memiliki rumah layak menjadi impian yang sangat sulit untuk diwujudkannya.
Setelah BAZNAS Pessel melakukan survei kerumah pasangan ini dengan melihat langsung kondisi rumah keluarganya dan akhirnya bantuan Rp 15 juta di berikan. Hadir pada penyerahana batuan BAZNAS ini beberapa anggota diantaranya Dedi Irawan,Gusmal Akhan,Yuspadison dan Junisman .Diungkapnya kondisi keluarga ini layak untuk mendapatkan bantuan dari BAZ sebab kondisi rumahnya sudah tidak layak lagi ditempati."Semoga dengan bantuan ini bisa digunakan untuk memperbaiki rumah mereka sehingga layak untuk dihuni.
Dijelaskannya BAZNAS Pessel sejak awal tahun 2016 telah menuntaskan pembedahan rumah sekitar 103 unit rumah tidak layak huni (RTLH)dari zakat yang di terima sekitar Rp 2.3 Milyar/tahun.Rumah yang dibedah tersebut berada tersebar merata di seluruh kecamatan.Jumlah itu telah memenuhi target yang direncanakan Rumah rumah tersebutpun semuanya telah dapat ditempati keluarga penerima bedah rumah. Semua biaya yang telah ditelan untuk itu semuanya bersumber dari zakat PNS dan wajib zakat lainnya.
"Kemampuan dana zakat di Pessel saat ini baru sekitar sebagian rumah, namun bila wajib zakat menyalurkan zakatnya secara maksimal, maka potensi rumah yang bisa di bedah mencapai lebih. Setiap bedah rumah dialokasikan Rp15 juta, namun bila rehab maksimal Rp10 juta. Setiap bulan saat ini BAZ rata-rata baru bisa membedah 15 unit," katanya.
Dikatakanya ,warga yang akan mendapatkan bantuan harus di lakukan survay ke lapangan untuk menentukan layak atau tidaknya mereka mendapat bantuan Bazda tersebut yang sumber dananya berasal dari zakat para PNS di Pessel.
"Pemanfaatan bantuan tersebut akan diutamakan kepada keluarga yang betul-betul miskin atau rumah yang ditempati tidak lagi layak huni,dan kita berharap bantuan itu bermanfaat untuk warga miskin, setidaknya mengubah kehidupan mereka menjadi lebih baik dengan rumah yang sebelumnya tidak layak menjadi layak huni begitu juga jika bantuan itu berupa moal usaha " ujarnya
Kondisi rumah keluarga ini sudah miring, dengan atap rumbia dan dinding rumah papan yang telah mulai melapuk. Memiliki dua bulan kamar ukuran kecil dan sebagian dari lantai masih berlantaikan tanah . Bahkan dibagian dapur rumah ini harus berbagi dengan kandang Kambing.
Utman bekerja sehari hari sebagai nelayan yang pergi melaut yang hanya berpenghasilan tidak seberapa dan tidak mencukupi kebutuhan sehari hari istri dan empat orang anaknya yang masih keil dan membutuhkan biaya besar terutama dalam hal biaya pendidikan.Sedangkan istrinya hanya seorang iburumah tangga biasa.
Utman dan Yuliyanti menceritakan khidupan keluarganya yang sangat kesulitan sekali, menurutnya suaminya hanya berpenghasilan rendah dan tidak menentu, setiap harinya dia hanya membawa uang Rp 50 ribu setelah 3 hari pergi melut, bahkan setelah 10 hari tidak pulang karena harus pergi melaut suaminya hanya membawa uang sebesar Rp 100 ribu hingga Rp 150 ribu.
''Terkadang malah tidak membawa uang sama sekali,karena kondisi dilaut yang badai atau tidak ada mendapatkan ikan, ujarnya
Untuk memenuhi kebutuhan sehari hari,keluarga ini harus gali lubang tutup lubang,mengutang dulu diwarung untuk memenuhi kebutuhan sehari hari nanti dibayarkan setelah suaminya pulang melaut.Tetapi jika tidak membawa uang melaut maka utang akan semakin banyak dan bertambah.
Ditambahkan oleh Yuliyanti , dulu ketika suaminya pergi melaut terjadi kecelakaan sehingga jari tangan sumainya putus sehingga tidak bisa melaut hingga 6 bulan, akibatnya kehidupan ekonominya semakin sulit ,beruntung ada keluargannya yang mau membantu untuk ekonomi keluargannya .Pasangan 'ini memiliki 4 orang anak , 2 orang anaknya masih duduk di bangku SLTA dan SD, tentu setiap harinya harus mengelurkan biaya untuk pendidikan. kembali keluarga ini harus mengutang kembali ketika anak anaknya meminta biaya untuk biaya buku atau biaya pendidikan lainnya.
Sibuk mencari nafkah untuk kehidupan sehari hari, maka impian untuk memiliki rumah yang layak menjadi impian yang sangat sulit untuk dipenuhinya. Padahal kondisi rumahnya sudah miring dengan dinding papan yang dimana mana banyak ditemui lubang dengan atap rumbia.Yuliyanti sangat berharap sekali rumahnya ini bisa diperbaiki, tetapi dengan kondisi keuangannya sekarang ini harapan itu sangat sulit sekali diwujudkan.
Beruntung setelah diberitakan diharian ini maka Baznas menyalurkan bantuan bedah rumah kepada keluarga ini ,dengan bantuan Rp 15 juta ini diharapkan mampu membuat rumah Utman menjadi rumah yang layak untuk dihuni.
"Terima kasih sebanyak banyaknya sehingga BAZNAS memberikan bantuan kepada keluarga kami,semoga dengan bantuan ini bisa memperbaiki rumah kami yang sudah tidak layak huni ini ," ujarnya
Walinagari Pulau Karam Yose Rizal mengungkapkan keluarga Utman dan Yuliyanti adalah satu dari 153 keluarga miskin dikenagariannya. Menurut Walinagari kondisi rumahnya dahulu telah pernah diajukan untuk bedah rumah ketika Kenagarian ini mendapatkan prestasi sebagai nagari berprestasi , namun baru ada realisasinya. "Semoga bantuan ini mampu memperbaiki rumah keluarga ini , karena kasihan kita dengan kondisi rumahnya yang masih berlantaikan tanah "ujarnya (07)