Pesisir Selatan, 13 Desember 2018--Kerusakan pantai akbiat abrasi yang terjadi pada beberapa titik lokasi di Kabupaten Pesisir Selatan (Pessel), perlu dilakukan penanganan secara berkelanjutan.
Upaya itu mesti dilakukan agar kerusakan pantai akibat abrasi yang selalu bertambah pada beberapa titik di daerah itu tidak mengancam keselamatan jiwa dan pemukiman warga.
Hal itu disampaikan Kepala Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air (PSDA) Pessel, Doni Gusrizal kepada pesisirselatan.go.id Kamis (13/12).
Disampaikanya bahwa dari 234,5 panjang garis pantai yang dimiliki oleh daerah itu, sebesar 30 persenya berada pada kondisi kritis dan perlu penanganan.
" Di daerah ini sepertiga dari panjang garis pantainya berada dalam kondisi kritis. Agar tidak mengancam keselamatan jiwa masyarakat maupun pemukiman, sehingga perlu dilakukan penanganan," ujarnya.
Dijelaskanya bahwa selain penanganan sungai, pihaknya juga fokus menangani pantai yang rusak akibat abrasi.
" Beberapa titik pantai yang rusak akibat abrasi telah dilakukan perbaikan. Diantaranya, Pasir Putih Kambang, Carocok Painan, Pantai Batukalang, Pantai Sago, Pantai Luhung, dan Pasar Baru Bayang. Karena sudah dilakukan perbaikan, sehingga kerusakan yang semula mencapai 65 persen dari total panjang garis pantai, berkurang menjadi 30 persen. Sebab berkat perbaikan di beberapa titik itu, terjadi pembaikan sebesar 35 persen," jelasnya.
Ditambahkanya bahwa perbaikan bibir pantai dari abrasi itu tercapai berkat bantuan pemerintah pusat dan provinsi.
Saat ini pihaknya juga tengah berupaya untuk mendapatkan bantuan perbaikan beberapa kawasan pantai yang terkena abrasi. Diantaranya, pantai Air Haji, Sumedang, pantai Lakitan, Amping Parak, Surantiah, dan beberapa titik lokasi lainya dengan perkiraan anggaran mencapai Rp 300 miliar.
" Bantuan penanganan pantai yang terkena abrasi ini, memang kita upayakan melalui pusat dan provinsi, sebab keterbatasan kemampuan keuangan daerah, sangat tidak mungkin pendanaanya dianggarkan melalui APBD kabupaten," tutupnya. (05)