• info@pesisirselatan.go.id
  • Hours: Mon-Fri: 8am – 4pm
Tekan Stuting Melalui Sepuluh Langkah Pasan Mande

31 Agustus 2022

1869 kali dibaca

Tekan Stuting Melalui Sepuluh Langkah Pasan Mande

Pemerintah Daerah melalui Dinas Kehasehatan mematok target penurunan angka stunting di Pesisir Selatan sebesar 14 persen tahun 2024 dari prevalensi stunting 25,2 persen.  Program ini akan diaplikasikan melalui inovasi Pasan Mande.

Melalui inovasi Pasan Mande itu, Dinas Kesehatan Kabupaten optimis target tersebut akan tercapai. Sebab inovasi akan melibatkan semua elemen dan semua perangkat daerah terkait.

Secara terminologi, Stunting adalah persoalan gizi kronis pada anak yang ditandai dengan tinggi badan yang lebih pendek. Bahkan tidak saja mengganggu pertumbuhan secara fisik, namun juga bisa mengganggu perkembangan otak. Jika terus dibiarkan, dapat mengancam perkembangannya di masa datang.

Seperti diungkapkan oleh Kepala Dinas Kesehatan Pessel, Syahrizal Antoni, kepada penulis Rabu (31/8), target penurunan angka stunting sebesar 14 persen dari prevalensi stunting 25,2 persen  dapat dicapai, maka penanganannya perlu dilakukan melalui kerjasama secara terintegrasi.

"Terget penurunkan stundting ini kita aplikasikan melalui inovasi 'Pasan Mandeh yang dilouncing tanggal 3 Agustus 2022 lalu oleh Bupati Pessel, Rusma Yul Anwar, bersamaan dengan peresmian gedung baru Puskesmas Inderapura, Kecamatan Pancung Soal ketika itu," tuturnya.

Dijalaskan, aplikasi Pasan Mande sebagai inovasi dibuat khusus untuk menekan angka stunting yang masih tinggi. Dan penerapannya, harus dilakukan secara berkelanjutan bersama lintas sektoral dan lintas program terkait, serta juga dukungan oleh berbagai organisasi profesi. Sebab, stunting ini terjadi oleh banyak multifaktor.

"Kondisi sanitasi lingkungan, dan akses air bersih juga berpengaruh terhadap stunting,"tuturnya.

Aplikasi Pasan Mande merupakan jargon, terdiri dari sepuluh langkah,  yakni; pastikan remaja putri bebas anemia dan berperilaku hidup bersih dan sehat, ajak pengantin melakukan pemeriksaan kesehatan, setiap ibu hamil mendapatkan pelayanan yang berkualitas, amankan bayi yang baru lahir dengan layanan kesehatan sesuai standar, dan naikkan status gizi serta kesehatan bayi dan balita.

Selanjutnya, mengkonsumsi pangan yang beragam bergizi dan berimbang, akses air minum yang berkualitas, nagari stop buang air besar sembarangan (ODF), dorong keluarga untuk mengikuti program jaminan kesehatan, serta yang terakhir edukasi dan promosi kesehatan kunci keberhasilan.

Sepuluh inovasi yang tertuang dalam jargon konsep Pasan Mande itu sekarang terus disosialisasikannya melalui kegiatan-kegiatan yang terpadu.

Melalui inovasi itu, setiap pihak yang berkepentingan dalam penurunan angka stunting akan mengetahui tentang siapa dan harus berbuat apa supaya pemberantasan stunting benar-benar tercapai.

Dijelaskan lagi bahwa saat ini juga telah dibentuk Tim Inovasi Pasan Mande melalui SK bupati dengan yang melibatkan Dinkes lintas program, serta juga semua kepala puskesmas.

Untuk menjalankan dan memantau perjalanan inovasi, juga dibuat form laporan monev Pasan Mande. Bentuk kegiatanya adalah meningkatkan cakupan-cakupan program yang mendukung inovasi Pasan Mande seperti pemberian tablet tambah darah pada remaja putri dan ibu hamil, serta ibu pasca bersalin.

"Kita juga telah melakukan MoU dengan Kementerian Agama (Kemenag) Pessel tentang pemeriksaan kesehatan dan edukasi konseling catin pra nikah. Juga mengaktifkan posyandu untuk mengaktifkan 6 meja dengan pelayanan lengkap mulai dari penimbangan, imunisasi, edukasi gizi dan edukasi sanitasi atau kesling," ujarnya.

Dia berharap jargon 'Pasan Mande' itu  benar-benar bisa dilaksanakan, karena pasan mande dalam bahasa minang sama dengan pasan ibu yang harus diturunkan.

"Kalau tidak alamat badan akan celaka," tuturnya.

Bupati Pessel, Rusma Yul Anwar, ketika dihubungi penulis memberikan apresiasinya kepada jajaran Dinas Kesehatan Pessel, terkait dengan inovasi Pasan Mande tersebut.
 
Dia berharap inovasi itu dilakukan secara berkelanjutan oleh lintas sektoral dan lintas program terkait, serta juga dukungan dari berbagai organisasi profesi.

"Tujuannya agar target yang sudah dipasang oleh daerah ini untuk menurunkan angka stunting benar-benar tercapai," ujarnya.

Dia juga mengatakan bahwa rembuk stunting yang dilakukan nagari bersama jajaran puskesmas pada semua kecamatan di daerah itu merupakan langka langkah penting untuk memastikan pelaksanaan rencana kegiatan intervensi pencegahan dan penurunan stunting bisa dilakukan secara bersama-sama.

Tahun 2021 lalu Pessel termasuk salah satu daerah perluasan lokus stunting bersama 9 kabupaten/kota lainnya di Provinsi Sumatera Barat (Sumbar).

Berdasarkan hal itu, maka penurunan stunting menjadi penting dilakukan, dengan pendekatan multi-sektor melalui sinkronisasi program nasional, lokal dan masyarakat di tingkat pusat maupun daerah.

"Ya, upaya penurunan stunting telah ditetapkan sebagai program prioritas nasional yang telah dimasukan ke dalam Rencana Kerja Pemerintah (RKP)," ungkap bupati lagi.

Bupati lebih lanjut menegaskan, tahun 2022 ini harus ada komitmen dalam upaya percepatan penurunan stunting bersama Forkopimda dan stakeholder terkait di Pesisir Selatan.

"Saya berharap, mudah-mudahan upaya percepatan penurunan angka stunting sebesar 14 persen dari prevalensi stunting 25,2 persen saat ini benar-benar tercapai pada 2024 nanti," timpalnya berharap.