Painan, September 2016
Terbatasnya sumber air bersih untuk kebutuhan rumah tangga, hingga saat ini masih dikeluhkan oleh 437 kepala keluarga (KK) 1.624 jiwa di Nagari Sungai Sirah Kecamatan Silaut Kabupaten Pesisir Selatan (Pessel) Provinsi Sumatera barat (Sumbar).
Walau untuk mendapatkan air kabutuhan rumah tangga warga di nagari itu menggunakan sumur galian, namun kualitas dan kuantitas air tidak terjamin. Sebab satu minggu saja hujan tidak turun, sumur galian warga akan mengering.
Demikian dikeluhkan Nur Syamsih 56, ibu rumah tangga di Nagari Sungai Sirah Kecamatan Siluat kepada pesisirselatan.go.id Jumat (23/9).
Diungkapkanya bahwa selain sering dihadapkan dengan kekeringan ketika musim kemarau, kondisi air yang dihasilkan dari sumur galian warga juga tidak jernih.
" Agar kondisi itu tidak berlarut-larut dan mengancam kesehatan warga, sehingga kami berharap agar di nagari kami ini dibangun jaringan sarana air bersih," katanya.
Dijelaskanya bahwa keberadaan sumur galian di nagari itu memang tidak memberikan jaminan ketersedian air untuk dikonsumsi akan selalu ada.
" Bila kondisi itu terjadi, maka kami akan beramai-ramai pergi mandi, mencuci dan kebutuhan memasak lainya ke sungai Batang Silaut tanpa memikirkan dampak terhadap kesehatan dan keselamatan jiwa," keluhnya.
Wali Nagari Sungai Sirah, Kamarul ketika dihubungi mengakui bahwa hingga saat ini 437 kk, 1.624 jiwa yang mendiami nagari itu sangat mengeluh dengan keterbatasan sarana air bersih.
" Rasanya memang sangat cocok nama nagari kami ini dengan kondisi airnya. Saya katakan demikian, sebab warna air yang dihasilkan dari sumur galian yang dimiliki warga juga berwarnah sirah (merah red) dan kecoklatan," ungkapnya.
Dikatakanya bahwa di kecamatan itu, Nagari Sungai Sirah merupakan salah satu nagari yang belum memiliki sarana jaringan air bersih. Padahal nagari itu secara giografi dilewati oleh jalan nasional sehingga sanngat mudah dijangkau.
" Sebenarnya Nagari Sungai Sirah ini dilalui oleh dua aliran sungai. Diantaranya Sungai Sirah dan sungai Batang Siluat. Dari dua aliran sungain ini, hanya satu aliran yang airnya bersih dan tidak pernah kering, yakni sungai Batang Silaut. Namun sungai yang memiliki tebing yang cukup tinggi atau dalam ini, sekarang banyak didiami buaya. Ini tentu sangat mengancam keselamatan. Sebab bila sumur galian kering, warga tidak memiliki pihan lain lagi. Karena sungai yang satunya lagi (Sungai Sirah red), airnya tidak jernih dan berwarna sebagai mana saya jelaskan tadi," ungkapnya.
Berdasarkan kondisi itu, sehingga dia berharap di nagari itu juga dibangun sarana air bersih sistem pipanisasi sebagai mana juga dimiliki oleh beberapa nagari lainya di kecamatan itu.
" Beberapa nagari tetangga di kecamatan ini telah memiliki sarana air bersih yang berumber dari sumur bor dengan menerapkan pipanisasi. Agar sarana itu juga dimiliki oleh warga Nagari Rungai Sirah, sehingga saya berharap agar sarana itu juga dibangun di sini," harapnya.
Harapan itu disampaikan karena warga di nagari itu juga ingin merasakan hidup aman dan nyaman, serta juga terjamin kesehatanya terutama dalam mendapatkan pelayanan air bersih.
" Saya katakan demikian, sebab air bersih merupakan kebutuhan dasar rumah tangga yang tidak bisa diabaikan dan dikesampingkan," ujarnya.
Camat Silaut, Samwil ketika dihubungi mengakui bahwa keluhan yang disampaikan warga Nagari Sungai Sirah itu. Sekarang pihaknya memang tengah berupaya untuk memperjuangkan di tingkat kabupaten agar apa yang dikeluhkan itu bisa terjawab.
" Memang benar apa yang disampaikan oleh warga di Nagari Sungai Sirah itu. Untuk menjawabnya, sehingga kita memperjuangkanya di tingkat kabupaten. Berkat perjuangan yang dilakukan, sehingga direncanakan nagari itu akan mendapat bantuan sarana air bersih melalui program Pamsiman di tahun 2016 ini," jelasnya.
Diungkapkanya bahwa sarana jaringan air bersih yang akan dilaksanakan melalui program Pamsimas itu akan menerapkan sistem pipanisasi sumur bor yang terpusat di satu titik.
" Kalau tidak ada halangan, besok (karri ini red) tim survey dari kabupaten akan turun ke lokasi. Saya berharap ini dikabulkan. Sebab kekeringan selalu melanda warga di Nagari Sungai Sirah ini ketika musim kemarau tiba. Kalaupun ada sungai yang jernih, lokasinya juga jauh dan mengancam keselamatan sebab sungai itu sekarang didiami oleh buaya," tutupnya. (05)