Pesisir Selatan--Petugas Promosi Kesehatan (Promkes) Puskesmas Tanjung Beringin Kecamatan Lunang, Kabupaten Pesisir Selatan (Pessel) melakukan skrining perilaku merokok usia 10-18 tahun di SMPN 4 Lunang, dan MTs Darul Ulum di Kecamatan itu.
Upaya yang dilakukan Selasa (15/10) itu tidak saja bertujuan untuk melihat sejauh mana keterlibatan anak memiliki perilaku merokok, tapi juga memberikan pemahaman terhadap bahaya merokok bagi kesehatan.
Hal itu disampaikan Kepala Puskesmas Tanjung Beringin, Kecamatan Lunang, Yanti Novita, kepada media ini Kamis (17/10).
Dia menjelaskan bahwa pada dua sekolah itu pihaknya menurunkan petugas pengelola Promkes diantaranya, drg Iffa Yuliyas Putra, (PJ UBM) Susriweni, Amd Keb (PJ PKPR), dan Pina Juniza, SKM.
"Ada beberapa penyakit berbahaya yang harus diwaspadai dari perilaku kebiasaan merokok ini. Diantaranya seperti kanker paru-paru, penyakit jantung, stroke, dan penyakit paru obstruktif kronis," katanya.
Di ungkapannya bahwa melalui skrining tersebut, petugas juga melakukan sosialisasi kepada siswa terkait bahaya merokok, serta juga memberikan informasi tentang berbagai metode untuk berhenti merokok, seperti konseling.
Petugas Pengelola Promkes, drg Iffa Yuliyas Putra, ketika dihubungi menjelaskan bahwa sebelum dilakukan skrining menggunakan alat pengukur kadar CO di dalam tubuh siswa, yaitu smokerlyzer CO Detector, selanjutnya siswa diberikan penyuluhan terkait bahaya rokok bagi kesehatan.
"Pemeriksaan kadar CO, menggunakan alat Smokerlyzer/CO Analyzer/CO Detector yang digunakan adalah untuk mendeteksi dan menganalisa keberadaan CO dalam pernapasan manusia, dengan satuan part per million (ppm)," jelasnya.
Disampaikannya bahwa pemeriksaan CO dilakukan melalui tiupan nafas (non-invasif) untuk membantu penilaian dan kontrol dampak akibat asap pada perokok aktif maupun pasif.
"Adapun langkah-langkah dalam pemeriksaan menggunakan alat smokerlyzer antara lain, siswa menahan napas selama ± 15 detik, menghembuskan napas melalui mulut secara perlahan-lahan pada alat, sampai terdengar bunyi atau sampai nafas habis (± 15 detik)," terangnya.
Disampaikannya bahwa dalam beberapa detik, alat ukur akan menunjukkan kadar CO udara ekspirasi.
"Dari skrining diperoleh hasil, rata-rata siswa yang laki-laki ditemukan kandungan CO 1-8 ppm setelah dilakukan pemeriksaan menggunakan alat smokerlyzer," timpalnya.