 
                        Pesisir Selatan--Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) Kecamatan Bayang, Kabupaten Pesisir Selatan (Pessel) menggelar Bimbingan Teknis (Bimtek) Brigade Pangan Angkatan I, yang berlangsung selama dua hari. Kegiatan tersebut digelas Senin (27/10) hingga Selasa (28/10) di kantor BPP Bayang.
Kegiatan tersebut merupakan bagian dari upaya pemerintah daerah dalam memperkuat ketahanan dan kemandirian pangan di tingkat nagari hingga nasional.
Kepala Dinas Pertanian Pessel, Madrianto, ketika dihubungi Jumat (31/10) menyampaikan bahwa program Brigade Pangan merupakan bentuk nyata dari semangat kemandirian dan inovasi petani milenial. Ia menegaskan, sektor pertanian tidak hanya berperan sebagai penghasil bahan pangan, tetapi juga sebagai tulang punggung ekonomi daerah.
"Melalui kegiatan ini, kita ingin menanamkan semangat baru kepada petani, khususnya generasi muda, bahwa pertanian adalah sektor yang modern, produktif, dan menjanjikan," katanya.
Madrianto menjelaskan, pelatihan Brigade Pangan difokuskan pada peningkatan kemampuan pengelolaan alat dan mesin pertanian, pencatatan keuangan usaha tani, serta penerapan prinsip pertanian berkelanjutan.
"Kita ingin petani memiliki literasi keuangan yang baik dan mampu mengelola modal serta hasil usahanya dengan efisien," tambahnya.
Ia juga berharap kegiatan ini dapat melahirkan Brigade Pangan Milenial yang tangguh, berjiwa wirausaha, dan mampu menjadi pelopor ketahanan pangan di daerah masing-masing.
"Kemandirian pangan nasional akan terwujud jika setiap nagari mampu mandiri dalam produksi dan distribusi pangan," ujarnya menegaskan.
Salah satu narasumber, Afdiron Novindra, SP, saat pelatihan memaparkan materi tentang Literasi dan Inklusi Keuangan. Ia menyoroti pentingnya pencatatan keuangan dalam setiap siklus usaha tani sebagai dasar evaluasi dan pengambilan keputusan.
"Petani kini harus berpikir sebagai pelaku bisnis. Catatan keuangan membantu mereka memahami arus modal, biaya produksi, hingga keuntungan bersih," jelasnya.
Afdiron menambahkan, Brigade Pangan juga telah melakukan berbagai terobosan, seperti pencatatan penggunaan alat dan mesin pertanian, perintisan kerja sama dengan lembaga keuangan, serta kolaborasi dengan offtaker untuk memperluas pasar hasil panen. Inisiatif ini diharapkan memperkuat posisi petani dalam rantai ekonomi pertanian modern.
Sementara itu, narasumber lainnya, Khairul Effendi, SP, MP, menekankan pentingnya pengelolaan alat dan mesin pertanian yang berkelanjutan. 
Menurutnya, perawatan yang tepat tidak hanya meningkatkan efisiensi dan umur alat, tetapi juga menjaga lingkungan. 
"Praktik pertanian berkelanjutan adalah investasi masa depan. Dengan cara ini, kita menjaga kesehatan tanah, mengurangi polusi, dan mewujudkan ketahanan pangan jangka panjang," ujarnya.
Khairul juga menilai, penerapan prinsip ramah lingkungan akan menciptakan citra positif bagi petani milenial.
"Pertanian modern harus menjadi gaya hidup baru anak muda. Dengan teknologi dan kesadaran lingkungan, pertanian bisa menjadi sektor yang keren sekaligus menguntungkan," ungkapnya.