Pesisir Selatan, 22 Desember 2018--Besarnya potensi yang dimiliki Kabupaten Pesisir Selatan (Pessel) di sektor pertanian, akan menjadi jaminan bagi masyarakat daerah itu dalam meningkatkan perekonominya.
Agar harpan itu tercapai, maka pengelolaan potensi yang ada itu harus dilakukan secara maksimal. Salah satu upayanya adalah dengan memanfaatkan teknologi berupa alat mesin pertanian (Alsintan).
" Pengelolaan lahan dengan menggunakan Alsintan ini, tidak saja membuat produktivitas masyarakat petani menjadi tinggi, tapi juga bisa meningkatkan hasil produksi," ungkap Kepala Dinas Tanaman Pangan Hortikultura dan Perkebunan (Distanhortbun) Pessel, Jumsu Trisno kepada pesisirselatan.go.id Sabtu (22/12) di Painan.
Disampaikanya bahwa tahun 2016 produksi padi Pessel rata-rata per hektare sebanyak 5,01 ton. Tahun 2017 mengalami peningkatan penjadi 5,78 ton.
" Dengan maksimalnya pengelolaan lahan dengan memanfaatkan teknologi Alsintan. Maka bukan saja peningkatan produksi yang bisa tercapai, tapi juga peningkatan terhadap musim tanam. Dari itu kepada petani diminta agar memanfaatkan sarana ini, agar Pessel benar-benar bisa menjadi lumbung panganya Sumbar di masa datang," harapnya.
Upaya yang juga dilakukan oleh pemerintah daerah (Pemda) Kabupaten Pesisir Selatan (Pessel), melalui bantuan alat mesin pertanian(Alsintan), ternyata mampu meningkatkan produktivitas lahan, terutama tanaman padi, sebab tahun 2017 produksi padi Pessel telah mencapai 5,78 ton per hektare, dari 5,01 ton per hektare tahun 2016.
Karena besarnya potensi lahan yang dimiliki oleh Pessel, sehingga bila sektor itu digarap secara maksimal, akan menjadikan daerah itu menjadi lumbung padinya Sumatera Barat (Sumbar).
" Namun untuk mencapai harapan itu, petani juga diminta agar benar-benar serius melakukan penggarapan pada lahan yang ada, disamping juga mau belajar dan terus belajar, bagai mana cara bercocok tanam yang benar," ingatnya.
Ketegasan itu disampaikanya, sebab sektor pertanian bisa memberikan jaminan terhadap kesejahteraan masyarakat, bila dikelola secara baik dan profesional.
" Apa lagi bila pengelolaanya dilakukan dengan menggunakan alsintan, sebab selain menghemat waktu. Pengerjaanya juga bisa dilakukan dengan capat dan lebih mudah," katanya lagi.
Lebih jauh dijelaskan bahwa berkat peningkatan produksi rata-rata per hektare itu, sehingga peningkatan produksi padi terus mengalami peningkatan sejak tahun 2016.
Dikatakan demikian, sebab tahun 2016 produksi padi Pessel 270 ribu ton, tahun 2017 meningkat menjadi 340 ribu ton.
" Peningkatan itu juga terjadi di tahun 2018, yang saat ini masih dilakukan kalkulasinya," tutup Jumsu. (05)