• info@pesisirselatan.go.id
  • Hours: Mon-Fri: 8am – 4pm
Dari Seni ke Pesan: Pawai Alegoris dalam Perspektif Komunikasi Publik

19 Agustus 2025

66 kali dibaca

Dari Seni ke Pesan: Pawai Alegoris dalam Perspektif Komunikasi Publik

Komunikasi publik tidak hanya berlangsung melalui media massa atau platform digital, tetapi juga dapat diwujudkan dalam bentuk seni pertunjukan dan tradisi budaya. Salah satu contoh yang menarik adalah pawai alegoris, yaitu pertunjukan parade yang biasanya menampilkan arak-arakan kendaraan hias, kostum tematik, tarian, serta simbol-simbol tertentu yang sarat makna.

Pawai alegoris tidak sekadar tontonan yang memanjakan mata, melainkan juga media komunikasi publik yang menyampaikan pesan sosial, budaya, bahkan politik. Dalam perspektif komunikasi, pawai alegoris merupakan bentuk komunikasi visual dan simbolik yang menghubungkan penggagas acara, peserta, dan masyarakat luas dalam satu ruang interaksi.

Pawai Alegoris sebagai Bentuk Komunikasi Publik

Komunikasi publik didefinisikan sebagai penyampaian pesan kepada khalayak luas dengan tujuan membangun pemahaman bersama. Pawai alegoris memenuhi fungsi ini karena:

  1. Pesan disampaikan kepada publik – masyarakat luas dapat melihat dan menafsirkan simbol-simbol yang ditampilkan.
  2. Menggunakan medium visual dan artistik – pesan tidak disampaikan secara verbal, tetapi melalui kendaraan hias, kostum, koreografi, musik, dan dekorasi.
  3. Menghadirkan interaksi sosial – pawai menjadi ruang bertemunya berbagai pihak: pemerintah, seniman, pelajar, komunitas, hingga wisatawan.

Dengan demikian, pawai alegoris dapat dipandang sebagai bentuk komunikasi kolektif yang menghubungkan seni dengan pesan sosial.

Seni Visual sebagai Bahasa Simbolik

Pawai alegoris sarat dengan simbol. Setiap ornamen, warna, hingga gerakan memiliki makna yang ingin disampaikan. Misalnya:

  1. Bentuk kendaraan hias dapat menggambarkan potensi daerah, seperti gunung, laut, atau hasil bumi.
  2. Kostum penari merepresentasikan kekayaan budaya, identitas etnis, atau filosofi kehidupan.
  3. Musik pengiring sering dipilih sesuai tema, mulai dari tradisional hingga modern, yang merefleksikan semangat zaman.

Dalam perspektif komunikasi, simbol-simbol ini berfungsi sebagai bahasa non-verbal yang memudahkan masyarakat memahami pesan tanpa harus dijelaskan panjang lebar.

Fungsi Pawai Alegoris sebagai Media Komunikasi

1. Komunikasi Budaya

Pawai alegoris menjadi sarana memperkenalkan nilai budaya lokal kepada masyarakat luas. Misalnya, parade budaya dalam perayaan hari kemerdekaan atau festival daerah sering menampilkan pakaian adat, tari tradisional, dan ornamen khas daerah. Hal ini memperkuat identitas budaya sekaligus menjadi bentuk diplomasi budaya.

2. Komunikasi Sosial

Selain budaya, pawai alegoris juga sering digunakan untuk menyampaikan pesan sosial, seperti kampanye lingkungan, kesehatan, atau pendidikan. Kendaraan hias dengan tema “Go Green” atau “Stop Narkoba” merupakan contoh bagaimana seni dapat menjadi medium efektif dalam komunikasi publik.

3. Komunikasi Politik

Tidak jarang, pawai alegoris digunakan sebagai simbol politik. Pemerintah daerah misalnya, memanfaatkan parade untuk menunjukkan keberhasilan pembangunan atau program kerja. Dengan cara ini, pawai berfungsi sebagai panggung komunikasi politik yang dikemas secara kreatif.

4. Komunikasi Pariwisata

Pawai alegoris juga menjadi strategi promosi pariwisata. Festival budaya yang dikemas dalam bentuk pawai menarik wisatawan, baik domestik maupun mancanegara. Pesan yang tersampaikan adalah bahwa suatu daerah memiliki potensi budaya dan daya tarik wisata yang layak dikunjungi.

Kekuatan Komunikasi Visual dalam Pawai Alegoris

Mengapa pawai alegoris begitu efektif sebagai media komunikasi publik? Jawabannya terletak pada kekuatan komunikasi visual.

  1. Visual lebih mudah diingat – penelitian menunjukkan bahwa manusia lebih cepat mengingat gambar dan simbol dibandingkan kata-kata.
  2. Pesan bersifat universal – simbol dalam pawai dapat dipahami tanpa batas bahasa, sehingga cocok untuk komunikasi lintas budaya.
  3. Menyentuh emosi – seni yang dikemas dalam pawai mampu membangkitkan rasa bangga, haru, atau antusiasme masyarakat.

Inilah yang membedakan pawai alegoris dari bentuk komunikasi konvensional: ia menyampaikan pesan tidak hanya melalui logika, tetapi juga melalui estetika dan emosi.

Tantangan dalam Pawai Alegoris

Meski memiliki potensi besar, pawai alegoris sebagai media komunikasi publik juga menghadapi beberapa tantangan:

  1. Interpretasi yang Berbeda
    Pesan simbolik tidak selalu dipahami dengan cara yang sama oleh semua orang. Ada kemungkinan pesan yang dimaksudkan panitia tidak sejalan dengan interpretasi penonton.
  2. Komersialisasi Berlebihan
    Dalam beberapa festival, pawai alegoris lebih menonjolkan sponsor atau kepentingan komersial dibandingkan pesan budaya atau sosial. Hal ini dapat mengurangi nilai edukatif dan komunikatifnya.
  3. Keterbatasan Dokumentasi
    Karena pawai berlangsung sekali dalam momen tertentu, pesan yang disampaikan sering kali hilang setelah acara selesai. Tanpa dokumentasi dan publikasi yang baik, fungsi komunikasinya tidak maksimal.
  4. Kesenjangan Akses
    Tidak semua masyarakat bisa hadir langsung menonton pawai. Padahal, audiens yang lebih luas seharusnya bisa menikmati dan menangkap pesan yang disampaikan.

Strategi Memaksimalkan Fungsi Komunikasi dalam Pawai Alegoris

Agar pawai alegoris semakin efektif sebagai media komunikasi publik, beberapa strategi dapat diterapkan:

  1. Perencanaan Tema yang Jelas
    Tema harus dirancang sesuai dengan tujuan komunikasi, apakah ingin menyampaikan pesan budaya, sosial, politik, atau pariwisata.
  2. Keterlibatan Multistakeholder
    Pawai akan lebih kaya jika melibatkan berbagai pihak: pemerintah, seniman, pelajar, komunitas, hingga sektor swasta.
  3. Pemanfaatan Media Digital
    Dokumentasi pawai melalui media sosial dan platform digital dapat memperluas jangkauan pesan. Generasi muda, misalnya, akan lebih mudah mengakses pesan melalui video pendek atau foto kreatif.
  4. Penguatan Narasi
    Selain visual, pawai juga perlu dilengkapi narasi yang mendukung, baik melalui narator acara maupun publikasi tertulis, sehingga pesan lebih jelas dipahami.

Pawai alegoris bukan sekadar parade seni dan hiburan, melainkan juga media komunikasi publik yang kaya makna. Dari seni visual yang ditampilkan, lahirlah pesan-pesan sosial, budaya, politik, hingga pariwisata yang mampu memengaruhi masyarakat luas.

Dalam perspektif komunikasi publik, pawai alegoris menunjukkan bahwa seni dapat menjadi bahasa yang efektif untuk menyampaikan pesan kolektif. Ia mampu memadukan estetika dengan makna, sehingga pesan tidak hanya tersampaikan secara rasional, tetapi juga dirasakan secara emosional.

Namun, agar fungsi komunikasinya optimal, pawai alegoris perlu dikelola dengan baik: tema yang jelas, simbol yang kuat, dokumentasi yang luas, dan keterlibatan semua pihak. Dengan demikian, pawai alegoris benar-benar dapat menjadi sarana komunikasi publik yang mendidik, menghibur, sekaligus memperkuat identitas bangsa.