Pesisir Selatan --Besarnya potensi pengembangan tanaman jengkol di Kabupaten Pesisir Selatan (Pessel), diyakini akan menjadi sumber usaha baru pada sektor perkebunan yang bisa dijadikan sebagai andalan oleh petani.
Hal itu disampaikan, karena Pessel memiliki dua jenis varietas jengkol yang sangat disukai oleh masyarakat karena terenak se Indonesia.
Dua varietas itu adalah jenis jengkol varietas Bareh dan Lokan.
Demikian disampaikan Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan Hortikultura dan Perkebunan (Distanhortbun) Pessel, Nusirwan melalui Kepala Bidang (Kabid) Tanaman Pangan dan Hortikultura, Alfriyendri Selasa (2/7).
"Selain sentra jengkol di Sumbar, Pessel juga memiliki dua jenis varietas yang tidak dimiliki oleh daerah lain. Dua varietas yang sudah diakui terenak se Indonesia itu adalah jenis Bareh dan Lokan. Dua varietas ini sangat potensial bisa dikembangkan, sebab memang didukung oleh potensi lahan yang luas, disamping juga sangat digemari oleh masyarakat," katanya.
Berdasarkan keunggulan-keunggulan itu, sehingga di tahun 2019 ini, Pessel akan mengembangkan dua varietas itu, dengan tujuan agar keberadaanya tidak punah dan bisa terus dipertahankan.
Dia menjelaskan bahwa indukan jengkol tersebut memiliki kadar amilosa rendah. Di Pessel indukanya cuma ada tiga batang, yang terdiri dari satu batang indukan varietas Lokan dan dua batang indukan varietas Bareh.
Rencana pengembangan jengkol yang memiliki kadar kapur yang berisiko kecil membuat pengosumsinya sakit perut tersebut, sejalan dengan kondisi saat ini dimana ketiga pohon jengkol sedang berbuah.
"Kami merencanakan pekan depan akan ke Kecamatan Airpura tempat ketiga batang pohon jengkol itu tumbuh. Sekaligus juga akan membicarakan rencana pengembangan kepada pemiliknya," ungkap Alfri.
Dikatakan lagi bila ada kesepakatan, maka kegiatan tersebut akan dianggarkan pada APBD perubahan tahun ini. Sekaitan dengan rencana itu, pihaknya juga meningkatkan komunikasi dengan pemilik melalui tenaga penyuluh pertanian yang ada di kecamatan.
Dia berharap melalui pengembangan itu, varietas jengkol yang pertama kali disertifikasi di Indonesia tersebut bisa berkembang baik di daerah setempat maupun di daerah lainnya.
Namun yang tidak kalah penting adalah upaya dalam mempopulerkan kedua varietas jengkol itu guna mendongkrak harga agar berdampak bagi petani pembudidaya.
Dalam pengembangan nanti, pihaknya juga akan kembali menggandeng Balitbu Tropika Aripan Sumbar, agar kegiatan tersebut bisa tercapai maksimal. (05)