Pesisir Selatan--Untuk menjaga kelangsungan hidup telur penyu dari ancaman predator dan gangguan manusia, Komunitas Laskar Turtle Camp (LTC) Amping Parak, Kabupaten Pesisir Selatan (Pessel), terus melakukan relokasi telur penyu ke lokasi penetasan semi alami di sekitar Pantai Penyu Amping Parak.
Ketua LTC Amping Parak, Haridman, mengatakan bahwa relokasi dilakukan terhadap berbagai jenis penyu yang mendarat di pantai tersebut, seperti penyu lekang, sisik, dan hijau. Tempat penetasan dibuat di pinggir pantai agar tetap menyerupai habitat aslinya, namun lebih terlindungi.
"Kami terus berupaya menjaga telur penyu dari gangguan predator seperti anjing liar, burung, dan juga aktivitas manusia. Dengan relokasi ini, kami berharap tingkat keberhasilan penetasan bisa meningkat," ujar Haridman, Rabu (17/9/2-25).
Pantai Penyu Amping Parak saat ini telah berkembang menjadi kawasan konservasi penyu mandiri. Haridman menyebutkan, keberhasilan ini tak lepas dari peran aktif masyarakat dan kampanye perlindungan lingkungan yang dilakukan komunitas LTC secara konsisten.
Menurut Haridman, dari enam jenis penyu langka yang ada di Indonesia, sebagian besar bisa dijumpai di wilayah perairan Pesisir Selatan. Hal ini menjadikan kawasan tersebut sangat penting dalam upaya pelestarian penyu yang masuk kategori dilindungi.
Sementara itu, Kepala Dinas Perikanan dan Pangan Pessel, Firdaus, menyatakan dukungannya terhadap kegiatan konservasi yang dilakukan LTC. Ia menyebut, kegiatan ini sejalan dengan visi pembangunan sektor kelautan dan juga membuka peluang wisata edukatif berbasis konservasi.
"Penyu adalah indikator kesehatan laut. Upaya konservasi seperti ini penting untuk keberlanjutan ekosistem, dan bisa memberi dampak ekonomi positif bagi masyarakat jika dikelola dengan baik," ujar Firdaus.