Pesisir Selatan-Kabupaten Pesisir Selatan masih memiliki lahan tadah hujan seluas 8.148 hektare yang tersebar pada 13 kecamatan. Kini, Pemkab Pesisir Selatan terus mengupayakan lahan tadah hujan itu mendapat jaringan irigasi. Demikian dikemukan Kadis Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan Pessel, Nuzirwan melalui Kasi Penyuluhan, Syafrianto, Selasa (10/9).
Disebutkan, pihaknya telah melakukan pendataan lahan tadah hujan disetiap kecamatan. Kemudian terus mendorong petani agar dapat mengelola lahan tadah hujan untuk berbagai komoditi pertanian.
Lebih lanjut dikatakan, untuk meningkatkan ekonomi keluarga, maka petani Pessel diminta tidak terpaku dengan satu komodoti saja seperti padi, tetapi juga mengembangkan komoditi lain salah satunya jagung.
"Soalnya, selain harga jagung sangat menjanjikan, tanaman ini juga mudah dirawat dan rendah biaya," kata Syafrianto lagi.
Ia menyebutkan, masyarakat petani diminta mengolah lahan tadah hujan agar tetap menjadi produktif. Lahan itu muncul akibat kekeringan pada lahan sawah tadah hujan, tetapi bisa dimanfaatkan untuk tanaman jagung.
Dikatakan, jagung bisa menjadi alternatif pada lahan tidur, terutama bekas sawah tadah hujan yang sudah mengalami kekeringan.
"Jagung saat ini memiliki pangsa pasar yang jelas dan kestabilan harga cukup terjamin. Ini dikarenakan tingkat permintaan jagung pipilan yang masih cukup tinggi," terangnya.
Menurutnya, jagung pipilan terutama sekali dibutuhkan untuk bahan makanan dan untuk pakan ternak, hingga kini tingkat permintaan pasar masih cukup tinggi.
"Komoditi jagung merupakan salah satu produk tanaman pangan unggulan di Pesisir Selatan setelah padi. Kita bertekad, Pessel menjadi sentra jagung nomor satu di Sumbar. Hal itu, didasari potensi lahan yang tersedia dan kemauan para petani menggarap lahan untuk ditanami," katanya. (03)