• info@pesisirselatan.go.id
  • Hours: Mon-Fri: 8am – 4pm
Populasi Sapi Bali Melalui Program Pengintegrasian Dengan Kebun Sawit Di Silaut Mencapai 2500 Ekor

09 September 2019

495 kali dibaca

Populasi Sapi Bali Melalui Program Pengintegrasian Dengan Kebun Sawit Di Silaut Mencapai 2500 Ekor

Pesisir Selatan-Populasi ternak sapi bali yang dikembangkan melalui program pengintegrasian usaha ternak sapi dengan areal perkebunan kelapa sawit di Kecamatan Silaut, Kabupaten Pesisir Selatan hingga Agustus 2019 telah mencapai 2500 ekor. Hal itu dikemukakan Camat Silaut, Syamwil, Senin (9/9).

Dikatakan, kini seluruh nagari di Kecamatan Silaut telah mengikuti program pengintegrasian sapi bali dengan areal perkebunan sawit, dan jumlah populasi sapi bali terus meningkat.

Akan tetapi, kini masyarakat terkendala dengan ketersediaan pakan ternak yang kian menepis. Untuk menyikapi kondisi tersebut, maka Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Pessel serta Dinas Peternakan Sumbar memberikan pengetahuan dasar tentang pembuatan pakan ternak dari limbah sawit.

"Untuk ketersediaan pakan ternak memang memerlukan teknologi tepat guna dengan memanfaatkan limbah sawit. Terkait dengan itu, masyarakat telah diberikan pengetahuan dasar tentang pembuatan pakan ternak dari limbah sawit oleh Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan serta Dinas Peternakan Sumbar," ungkapnya.

Disebutkan, kegiatan tersebut kini terus berlanjut, dan diharapkan mampu meningkatkan ekonomi masyarakat Silaut kedepannya.

Lebih lanjut Syamwil mengungkapkan, program dan kegiatan pengembangan kawasan pedesaan berbasis ternak sapi bali di Kecamatan Silaut perlu mendapat dukungan dan perhatian semua pihak.

Pasalnya, dengan kegiatan itu bagaimana kedepan bisa meningkatkan pendapatan ekonomi masyarakat melalui suatu pola pemberdayaan dan perencanaan pembangunan pedesaan atau nagari yang berbasis komoditi berupa ternak sapi bali.

Di Silaut terdapat 10 nagari dan secara keseluruhan masyarakat antusias mengembangkan sektor peternakan di nagarinya masing-masing," ungkapnya.

Kemudian pihaknya terus menggerakan potensi yang ada di nagari-nagari, dikarenakan saat ini nagari memiliki peluang yang sangat besar dalam pembinaan dan pemberdayaan masyarakat sesuai dengan potensi dan kearifan lokal.

Dikatakan, kegiatan itu dilaksanakan sesuai dengan potensi areal perkebunan, maka untuk meningkatkan pendapatan petani juga berternak. Kedepannya dengan kegiatan pengembangan kawasan ini diharapkan ada kegiatan yang terarah dan diharapkan bisa menjadi sentra ternak sapi. (03)