• info@pesisirselatan.go.id
  • Hours: Mon-Fri: 8am – 4pm
Sirih Cina: Tanaman Liar yang Bisa Jadi Obat Rumahan

18 Oktober 2025

85 kali dibaca

Sirih Cina: Tanaman Liar yang Bisa Jadi Obat Rumahan

Di balik rerumputan yang tumbuh di pekarangan rumah atau di sela batu yang lembap, ada satu tanaman kecil berdaun hijau mengilap yang sering terabaikan: sirih cina (Peperomia pellucida). Di sebagian daerah, masyarakat menyebutnya “ketumpangan air” atau “sirih air”. Sekilas tampak seperti tanaman liar tak berguna, padahal di balik kesederhanaannya, sirih cina menyimpan beragam manfaat kesehatan yang luar biasa.

Tanaman herbal ini mudah ditemukan di daerah lembap dan teduh, seperti di bawah pohon, di pinggir selokan, atau di sekitar rumah. Sirih cina tumbuh liar tanpa perlu perawatan khusus, menjadikannya tanaman yang cocok untuk dijadikan bagian dari tanaman obat keluarga (TOGA). Tak heran jika sejumlah ibu rumah tangga di pedesaan masih menjadikannya ramuan andalan untuk mengatasi berbagai keluhan ringan.

Menurut berbagai literatur herbal, daun sirih cina mengandung flavonoid, tanin, saponin, dan antioksidan. Zat-zat inilah yang membuat tanaman mungil ini mampu berperan sebagai antiinflamasi, antibakteri, hingga penurun kolesterol. Salah satu manfaat paling dikenal dari sirih cina adalah untuk meredakan nyeri sendi dan rematik. Kandungan antiinflamasinya membantu mengurangi peradangan dan rasa sakit pada persendian. Masyarakat tradisional biasa merebus daun sirih cina untuk diminum airnya, atau menumbuknya hingga halus lalu menempelkannya di bagian tubuh yang terasa nyeri.

Tak hanya itu, kandungan flavonoid dan tanin di dalamnya juga berfungsi sebagai antioksidan alami yang melindungi tubuh dari radikal bebas. Antioksidan berperan penting dalam mencegah penuaan dini, menjaga kesehatan sel, serta mengurangi risiko penyakit kronis seperti kanker.

Salah satu keunggulan lain sirih cina adalah sifatnya yang diuretik ringan, membantu melancarkan buang air kecil dan menurunkan tekanan darah. Karena itu, tanaman ini sering digunakan secara alami oleh penderita hipertensi ringan. Selain itu, efek antibakterinya juga bermanfaat untuk mengobati luka ringan, bisul, atau infeksi kulit. Rebusan air sirih cina dapat digunakan untuk mencuci luka, sementara daun segarnya bisa ditempelkan langsung pada area yang bermasalah.

Beberapa penelitian juga menunjukkan bahwa sirih cina berpotensi membantu menurunkan kadar asam urat dan kolesterol jahat (LDL) dalam tubuh. Zat aktif di dalamnya membantu meluruhkan purin dan memperbaiki metabolisme lemak. Tak heran jika tanaman ini mulai dilirik dalam berbagai penelitian obat herbal modern.

Menariknya lagi, sirih cina ternyata bisa dikonsumsi langsung sebagai lalapan atau campuran sayur. Teksturnya lembut dan rasanya agak segar, cocok disantap bersama sambal atau sebagai pelengkap hidangan tradisional. Namun, tentu konsumsi harus dalam jumlah wajar dan tanaman dipastikan bersih dari pestisida atau polutan.

Pemerintah daerah melalui berbagai program kesehatan seperti Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (GERMAS), turut mendorong masyarakat untuk memanfaatkan apotek hidup di rumah. Sirih cina termasuk salah satu tanaman yang direkomendasikan karena mudah dibudidayakan dan punya nilai manfaat nyata. Cukup tanam di pot atau di halaman belakang yang lembap, sirih cina akan tumbuh subur tanpa perawatan rumit.

Meski begitu, konsumsi sirih cina juga tidak boleh berlebihan. Ibu hamil, menyusui, atau anak-anak sebaiknya tidak mengonsumsinya tanpa pengawasan ahli. Begitu pula bagi penderita penyakit kronis atau yang sedang mengonsumsi obat medis, disarankan berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter atau herbalis.

Meski dikenal sebagai tanaman herbal alami, sirih cina bukan berarti sepenuhnya aman tanpa pengawasan. Dalam dunia kesehatan, setiap tanaman berkhasiat memiliki zat aktif yang bekerja langsung pada tubuh. Karena itu, penggunaannya perlu diperhatikan dosis dan kondisi tubuh masing-masing.

Tenaga kesehatan di beberapa Puskesmas di Pesisir Selatan mengingatkan, masyarakat sering kali menganggap semua tanaman herbal aman dikonsumsi kapan saja. Padahal, beberapa tanaman, termasuk sirih cina, bisa memengaruhi tekanan darah, fungsi ginjal, atau interaksi dengan obat medis yang sedang diminum.

Konsultasi dengan dokter atau herbalis berpengalaman penting dilakukan untuk:

1. Mengetahui dosis yang tepat agar manfaatnya maksimal dan tidak menimbulkan efek samping.

2. Menyesuaikan dengan kondisi tubuh dan riwayat penyakit, misalnya penderita hipertensi, diabetes, atau gangguan ginjal harus lebih berhati-hati.

3. Menghindari interaksi dengan obat medis karena kandungan aktif sirih cina dapat memperkuat atau justru melemahkan efek obat tertentu.

4. Memastikan tanaman bebas dari kontaminan, terutama bila diambil dari lingkungan yang tidak steril seperti pinggir selokan atau tanah tercemar.

Tenaga medis juga menekankan, pengobatan tradisional sebaiknya menjadi pelengkap dari pengobatan medis, bukan pengganti sepenuhnya.

“Herbal boleh, tapi penggunaannya tetap harus bijak dan sesuai anjuran,” demikian imbauan yang kerap disampaikan dalam penyuluhan kesehatan di tingkat nagari.

Dengan berkonsultasi terlebih dahulu, masyarakat dapat memanfaatkan sirih cina secara aman, mendapatkan manfaat kesehatannya tanpa mengorbankan keselamatan. Pendekatan ini juga sejalan dengan semangat GERMAS yang mendorong pemanfaatan tanaman obat keluarga (TOGA) secara terukur, berbasis pengetahuan, dan sesuai anjuran tenaga kesehatan.