• info@pesisirselatan.go.id
  • Hours: Mon-Fri: 8am – 4pm
Situs Mande Rubiah dari Pesisir Selatan

06 September 2019

3664 kali dibaca

Situs Mande Rubiah dari Pesisir Selatan

Pesisir Selatan-- Meski sudah terhitung abad, situs peninggalan Mande Rubiah di Nagari Lunang, Kecamatan Lunang, Kabupaten Pesisir Selatan, Sumatera Barat masih eksis dikunjungi masyarakat. Saban, Jumat, Sabtu dan Minggu selalu ramai dikunjungi, apalagi pada hari besar Islam.

Sedikitnya cerita Mande Rubiah dikisahkan dalam sejarah kerajaan Pagaruyung sebagai anak keturunan raja pada abad ke 14 Masehi, hingga kini diyakini sebagai bukti sejarah dalam peradaban Minangkabau.

Sebagai bukti sejarah, tidak sertamerta kelestarian cerita ini hilang ditelan masa dan masih tetap bestari hingga sekarang. Baik lokal maupun luar daerah, salah satu ikon budaya di Pesisir Selatan ini selalu ramai dikunungi, terutama  hari-hari besar Islam.

"Kunjungan meningkat, terutama saat hari raya Idul Fitri dan Idul Adha. Tetapi, Idul Fitri yang paling ramai," ungkap Zulrahman Sekretaris Kerapatan Adat Nagari (KAN) setempat yang juga anak dari pewaris ke tujuh Mande Rubiah.

Dalam tahun ini hingga awal Agustsus, kata Zulrahman jumlah masyarakat yang sudah berkunjung mencapai seribuan orang, dan jumlah itu relatif meningkat terutama hari besar Islam sebelum maupun sesudah.

"Jumlah itu dihitung dalam cacatatan setiap rombongan, satu rombongan dalam sehari terkadang mencapai 50 orang, dan sedikit berkeluarga 8 orang," terangnya.

Salah satu objek sasaran masyarakat untuk berwisata ke situs peninggalan Mande Rubiah, diantaranya mengintip halnya Rumah Gadang, berziarah ke pemakaman Mande Rubiah dan melihat benda-benda sejarah yang berkaitan dengan Minangkabau.

"Setiap objek jadi sasaran, baik berkunjung ke Rumah Gadang, komplek pemakaman dan mengenal setiap benda-benda sejarah yang ada," terangnya.

Sementara itu, salah pengujung mengaku, hampir setiap hari raya besar Islam berkunjung ke tempat ini. Selain, dianggap memiliki keramat, situs ini juga menjadi tempat eduksi terhadap sejarah di Minangkabau.

"Niat kami datang, setiap hari raya Idul Adha dan Idul Fitri diantara berziarah,
dan membawa anak-anak mengenal cerita Mande Rubiah dan melihat langsung peninggalannya ," sebut Yuni (38) pengunjung dari daerah tetangga Muko-muko Provinsi Bengkulu.

Sedikit diketahui, situs Mande Rubiah diresmikan pada Maret 1980 malalui SK Bupati Pesisir Selatan nomor 1.08.26/268/BPT-PS/1998, dan dilindungi Undang-undang 5 tahun 1992 dibawah Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala Batu Sangkar Provinsi Sumbar- Riau.

Dikisahkan dalam jejak keturunan kerajaan Pagaruyung, dimana Mande Rubiah merupakan seorang Putri Bundo Kandung yang bernama Putri Salasiah Pinang Masak yang melarikan diri dan kemudian membangun isatana di hilir Batang Lunang. 

Situs Mande Rubiah diperkirakan berjarak sekitar 250 kilometer dari pusat Kota Padang dengan tempuh perjalanan 6-8 jam, dan 151 kilometer dari Painan tepatnya di Nagari Lunang, Kecamatan Lunang dengan tempuh lama perjalanan 3 jam lebih kurang.